PENUGASAN KELOMPOK
AROMATERAPI UNTUK MENGURANGI
KECEMASAN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebutuhan Harga
Diri
Disusun
Oleh:
Kelompok
3: A14.2
ENDANG SUSILOWATI
|
22020114120053
|
MAFTUKHATUN NI'MAH
|
22020114120063
|
KUNITA WURAGIL
|
22020114120055
|
ATIK NAILA HAQQI S.
|
22020114120051
|
SINTA SAWAKI
|
22020114120070
|
CHINDY PERMATA SARI
|
22020114120023
|
DWI RATNAWATI
|
22020114120032
|
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
DIPONEGORO
2015
Aromaterapi
Lavender untuk Mengurangi Kecemasan dalam Memperbaiki Kualitas Tidur pada
Lansia
A. Lansia
Pertambahan umur pada individu
merupakan suatu proses yang fisiologi yang akan terjadi pada setiap manusia,
pada proses penuaan seseorang akan mengalami berbagai masalah tersendiri baik
secara fisik, mental, maupun sosioekonomi. Gangguan tidur atau insomnia merupakan
salah satu gangguan yang terjadi pada lansia. Gangguan tidur menyerang 50%
orang yang berusia 65 tahun atau lebih yang tinggal dirumah dan 66% lansia yang
tinggal di fasilitas jangka panjang. (Adiyati, 2010)
Lansia mengalami penurunan efektifitas tidur pada malam hari 70% sampai
80% dibandingkan dengan usia muda. Prosentase penderita insomnia lebih tinggi
dialami oleh orang yang lebih tua, dimana 1 dari 4 pada usia 60 tahun atau
lebih mengalami sulit tidur yang serius. Lansia beresiko mengalami gangguan
tidur yang disebabkan oleh banyak faktor misalnya pensiunan dan perubahan pola
sosial, kematian pasangan hidup atau teman dekat, kecemasan, rasa tidak nyaman, peningkatan penggunaan obatobatan, penyakit yang dialami, dan perubahan
irama sirkadian.
(Adiyati 2010)
Gangguan mood, ansietas, kepercayaan terhadap tidur, dan perasaan
negatif merupakan indikator terjadinya insomnia. Aromaterapi merupakan salah satu terapi komplementer
yang dapat digunakan untuk mengatasi insomnia. Aromaterapi memiliki efek menenangkan atau rileks
untuk beberapa gangguan misalnya mengurangi kecemasan, ketegangan dan insomnia.
Terapi komplementer dan Alternatif mempunyai hubungan dengan nilai praktek
keperawatan, hal tersebut dimasukkan dalam kepercayaan holistik manusia yaitu keperawatan
secara menyeluruh bio, psiko, sosial, spiritual, dan kultural yang tidak
dipandang pada keadaan fisik saja tetapi juga
memperhatikan aspek lainnya yang bertujuan untuk penekanan dalam penyembuhan, pengakuan
bahwa penyedian hubungan klien sebagai partner, dan berfokus terhadap promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit. (Adiyati,
2010)
B. Konsep
Kecemasan
Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan
keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan
fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam berbagai situasi kehidupan maupun
gangguan sakit. (Suprijati, 2014)
Kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai
dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, kepribadian, dan
rasa takut yang kadang-kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda-beda (Alqinson,
1999). Kecemasan pada lansia bisa menyebabkan
terganggunya kualitas tidur.
Kecemasan sangat berkaitan dengan tidak pasti dan tidak
berdaya, keaadaan emosi ini tidak
mwemiliki obyek yang spesifik kecemasan berbeda dengan rasa takut, yang
merupakan penilaian intelektual terhadap suatu yang berbahaya (stuard dan
sundeen, 1998).
Perbedaan rasa takut dan kecemasan, ketakutan adalah merasa gentar
atau rasa tidak berani terhadap suatu obyek yang konkret, misalnya :
takut akan harimau, polisi (kartini Krtono, 1989).
C.
Konsep
Aromaterapi
Terapi
aroma (Aromaterapi) adalah teknik perawatan tubuh dengan menggunakan/ memanfaatkan
minyak atsiri (essential oil) yang berkhasiat;
dapat dengan cara penghirupan, pengompresan, pengolesan di kulit, perendaman dan
akan lebih efektif disertai dengan pijatan. Bahan yang digunakan adalah zat
aktif yang diambil dari sari tumbuh tumbuhan aromatik (ekstraksi dari bunga,
daun, akar, batang/ranting, buah biji dll) yang memberikan efek stimulasi atau relaksasi
(Hutasoit, 2002 dalam Wahyuningsih, 2014).
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1205/Menkes/Per/X/2004, tentang Pedoman Persyaratan
kesehatan Pelayanan Sehat pakai air (SPA) mengemukakan beberapa persyaratan minyak
yang dapat digunakan sebagai aromaterapi
antara lain;
a) Minyak
Atsiri
Produk minyak atsiri (essential oil) yang digunakan minimal
berkualitas dan atau berlabel “Therapeutical
grade” dan “Natural”.
b) Bentuk
produk minyak atsiri (essential oil)
yang lebih tinggi kualitasnya harus berlabel “Pure plant essential oil”.
c) Minyak
atsiri yang berkualitas dan atau berlabel “Fragrance
oil” dan “Parfume oil” sama
sekali tidak boleh digunakan pada perawatan terapi aroma.
d) Pada
kemasan harus ada informasi tentang nama latin Tanaman asal, cara pengolahan
dan konsentrasi minyak esensial atau untuk produk import tercantum peraturan
CIHP2 tahun 1994 (Chemical Hazard
Information and Packaging for Supply) dengan memuat nama dan lokasi
supplier, identifikasi produk, komposisi kandungan, untuk perlindungan konsumen
dari akibat negatif bahaya penggunaan bahan kimia.
e) Tidak
dibolehkan/dilarang menggunakan minyak atsiri bukan dari hasil sulingan
(steamdistilasi) dan hasil Rekonstruksi atau RCO/Reconstructed Oil (minyak ini khusus untuk produk minyak wangi),
berhubung minyak atsiri jenis RCO telah ditambah atau dikurangi unsur aslinya
di laboratorium guna penyesuaian bagi pengunaan dalam industri makanan dan wewangian
f) Wadah
minyak atsiri harus terbuat dari gelas berwarna gelap, dengan tutup yang rapat
dan mempunyai pipet.
g) Harus
disimpan ditempat yang sejuk dan kering (kelembaban kecil), tidak terkena sinar
matahari langsung dan aman dari jangkauan anak-anak. Untuk stock/persediaan
harus terisi penuh dan tertutup rapat.
h) Bahan
penutup kemasan harus tahan terhadap minyak atsiri. Tidak menggunakan plastik
atau logam sebab minyak atsiri dapat melarutkan plastik dan menyebabkan karat
dan harus berwarna gelap dan tidak dari gabus (dengan sil).
(Suprijati,
2014)
Jenis aroma terapi dan
manfaatnya:
Aroma terapi memiliki beberapa
keuntungan sebagai tindakan suppotive
beberapa keuntungan dari penggunaan aroma terapi berdasarkan jenisnya yaitu :
Lavender
merupakan bunga yang berwarna
lembayung muda, memiliki bau yang khas dan lembut sehingga dapat membuat
seseorang menjadi rileks ketika menghirup aroma lavender, lavender banyak
dibudidayakan diberbagai penjuru dunia. Sari minyak bunga lavender diambil dari
bagian pucuk bunganya (Hutasoit
2002 dalam Wahyuningsih, 2014).
Minyak lavender
diperoleh dengan cara distilasi bunga. Komponen kimia utama yang dikandungnya
adalah lianil asetat, linalool. Minyak lavender digunakan secara luas dalam
aroma terapi. Aroma lavender dapat meningkatkan gelombang-gelombang alfa
didalam otak dan gelombang inilah yang membantu untuk menciptakan keaadan yang
rileks (Maifrisco, 2008 dalam Wahyuningsih 2014).
Lavender
mempunyai banyak manfaat yaitu, sebagai pencegah infeksi menunjukan efek sebagai
anti sepsis, antibioti, anti jamur. Minyak esensial lavender banyak digunakan
untuk mengobati insomnia, kualitas tidur, dan memperbaiki tidur pasien di rumah
sakit yang cukup lama, serta mengurangi kebutuhan obat penenang di malam hari. Minyak essensial
lavender bisa mengurangi kecemasan. Pemijatan dengan menggunakan lavender
menunjukkan mengurangi tingkat kecemasan pada pasien intensif, dan menurunkan
kecemasan pada pasien yang akan cuci darah (hemodialisa). Karena
manfaat tersebutlah aromaterapi dengan lavender ini baik digunakan untuk
mengurangi kecemasan lansia dalam memperbaiki kualitas tidur.
Lavender yang
digunakan melalui inhalasi dapat bermanfat untuk mengurangi kecemasan pada
pasien yang mengalami dialisis, meningkatkan kenyamanan tidur, meningkatkan
kecermatan dalam berhitung, dan menurunkan agitasi pasien dengan dimensia.
Lavender dapat memberikan ketenangan, keseimbangan, rasa nyaman, rasa
keterbukaan dan keyakinan. Di samping itu lavender juga dapat mengurangi rasa
tertekan, stres, rasa sakit, emosi yang tidak seimbang, historia, rasa
frustasi, dan kepanikan. Lavender dapat bermanfaat untuk mengurangi rasa nyeri,
dan dapat memberikan relaksasi (Hutasoit, 2002 dalam Wahyuningsih, 2014)
Indra
penciuman memiliki peran yang sangat penting dalam kemampuan kita untuk
bertahan hidup dan meningkatkan kualitas hidup kita. Dalam sehari kita bisa mencium
lebih kurang 23.040 kali. Bau-bauan dapat memberikan peringatan pada kita akan
adanya bahaya dan juga dapat memberikan efek menenangkan (relaksasi). Tubuh
dikatakan dalam keadaan relaksasi adalah apabila otot-otot di tubuh kita dalam
keadaan tidak tegang. Keadaan relaksasi dapat dicapai dengan menurunkan tingkat
stres, baik stres fisik maupun psikis, serta siklus tidur yang cukup dan
teratur. Minyak lavender dengan kandungan linalool-nya adalah salah satu minyak
aromaterapi yang banyak digunakan saat ini, baik secara inhalasi (dihirup)
ataupun dengan teknik pemijatan pada kulit. Aromaterapi yang digunakan melalui
cara inhalasi atau dihirup akan masuk ke sistem limbic dimana nantinya aroma
akan diproses sehingga kita dapat mencium baunya. Pada saat kita menghirup
suatu aroma, komponen kimianya akan masuk ke bulbus olfactory, kemudian ke
limbic sistem pada otak. Limbic adalah struktur bagian dalam dari otak yang
berbentuk seperti cincin yang terletak di bawah cortex cerebral. Tersusun ke
dalam 53 daerah dan 35 saluran atau tractus yang berhubungan dengannya,
termasuk amygdala dan hipocampus. Sistem limbic sebagai pusat nyeri, senang,
marah, takut, depresi, dan berbagai emosi lainnya. Sistem limbic menerima semua
informasi dari sistem pendengaran, sistem penglihatan, dan sistem penciuman.
Sistem ini juga dapat mengontrol dan mengatur suhu tubuh, rasa lapar, dan haus.
Amygdala sebagai bagian dari sistem limbic bertanggung jawab atas respon emosi
kita terhadap aroma. Hipocampus bertanggung jawab atas memori dan pengenalan
terhadap bau juga tempat dimana bahan kimia pada aromaterapi merangsang
gudang-gudang penyimpanan memori otak kita terhadap pengenalan baubauan. (Dewi,
2013)
Minyak
lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal memiliki efek menenangkan.
Menurut penelitian yang dilakukan terhadap tikus, minyak lavender memiliki efek
sedasi yang cukup baik dan dapat menurunkan aktivitas motorik mencapai 78%11,
sehingga sering digunakan untuk manajemen stres. Beberapa tetes minyak lavender
dapat membantu menanggulangi insomnia, memperbaiki mood seseorang, dan
memberikan efek relaksasi. (Dewi, 2013)
Penelitian
lain yang dilakukan terhadap manusia mengenai efek aromaterapi lavender untuk
relaksasi, kecemasan, mood, dan kewaspadaan pada aktivitas EEG (Electro
Enchepalo Gram) menunjukkan terjadinya penurunan kecemasan, perbaikan mood, dan
terjadi peningkatan kekuatan gelombang alpha dan beta pada EEG yang menunjukkan
peningkatan relaksasi. Didapatkan pula hasil yaitu terjadi peningkatan secara
signifikan dari kekuatan gelombang alpha di daerah frontal, yang menunjukkan
terjadinya peningkatan rasa kantuk. (Dewi, 2013)
Berbagai
penelitian sudah membuktikan manfaat ganda dari minyak aroma. Penelitian medis
pada tahun belakangan telah mengungkapkan kenyataan bahwa bau yang terhirup
memiliki dampak signifikan terhadap perasaan. Baubauan berpengaruh secara
langsung terhadap otak. Penelitian sebelumnya juga menyatakan bahwa ada
perubahan tingkat kecemasan setelah diberi aromaterapi. Menghirup lavender
meningkatkan frekuensi gelombang alfa dan keadaan ini diasosiasikan dengan
bersantai (relaksasi). Selain itu lavender juga berguna untuk menenangkan rasa
nyaman, keterbukaan, keyakinan, cinta kasih, mengurangi sakit kepala, stres,
frustasi, mengobati kepanikan, mereda histeria, serta mengobati insomnia.
Lavender
juga membantu penyembuhan depresi, gelisah, susah tidur dan sakit kepala.
Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji efek penggunaan aromaterapi Lavender
pada Lansia yang mengalami gangguan tidur. Hasil penelitian diharapkan dapat
menjadi dasar dalam mengembangkan manajemen gangguan tidur yang bersifat jangka
panjang.
D.
Cara
penggunaan aromaterapi
Aroma
terapi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu melalui :
a. Inhalasi
Aromaterapi yang digunakan melalui
inhalasi caranya ialah minyak aromaterapi ditempatkan diatas peralatan listrik,
dimana peralatan listrik ini sebagai alat penguap. Peralatan listrik harus
dicek oleh petugas sebelum digunakan demi keamanan pasien. Kemudian dilakukan
penambahan 2 -5 tetes minyak aroma terapi dalam vaporiser dengan 20 ml air
untuk dapat menghasilkan uap air. Minyak yang umum digunakan adalah peppermint untuk mual lavender untuk
relaksasi rose baik digunakan dalam
suasana sedih, floral citrus dapat memberikan kesegaran (department of health). Dalam menggunakan
aroma terapi secara inhalasi dapat dicampur dengan air, dengan komposisi 4
tetes aromaterapi untuk 20 ml air, sehingga dapat menghasilkan aroma yang segar
(Kohatsu 2008 dalam Wahyuningsih, 2014).
Pemakaian aroma terapi dapat
menggunakan anglo pemanas agaer mendapatkan uap dari aroma terapi sehingga
tercium aroma yang wangi dan dapat menimbulkan efek relaksasi serta dapat
menyegarkan pikiran. Caranya adalah menyalakan lilin yang berada dibawah
mangkuk. Isi mangkuk dengan air, diamkan hingga panas, setelah itu tuangkan 8
tetes dari 3 pilihan kombinasi isensial oil kedam mangkuk yang berisi air
hangat itu tadi. Aroma terapi dapat dihirup secara langsung, caranya dengan
mencampur 3-5 tetes kedalam mangkuk
steinlistell atau kaca yang berisikan air panas. Tutup wajah da kepala
dengan handuk, lalu uapnya hirup dalam-dalam. Lakukan kurang lebih 10 menit,
lindungi area mata. Cara ini dapat membuat tubuh seimbang dan pikiran terasa
lega karenalepas dari tekanan emosi (hutasoid 2002).
Penggunaaan melalui penyemprotan
atau sprey dari minya yang telah dipilih sebanyak 100 ml denganmenggunakan
botol yang memiliki alat penyemprot kemudian smprotkan pada tubuh sebagai
penyagar ( MacKinnun 2004 ).
b. Pijat
Teknik pijat adalah yang paling
umum. Melalui pemijatan, daya penyembuhan yang dikandung minyak essensial bisa
menembus melalui kulit dan dibawa ke dalam tubuh, mempengaruhi jaringan
internal dan organ organ tubuh. Karenan minyak essensial sangat berbahaya bila
diaplikasikan langsung ke kulit dalam bentuk minyak yang murni. Minyak
essensial baru bisa digunakan setelah dilarutkan dengan minyak dasar seperti,
minyak zaitun, minyak kedelai, dan minyak tertentu lainnya (Departemen of Health, 2007).
Aroma terapi apabila dilakukan
melalui pijat dapat dilakukan dengan langsung mengoleskan minyak aromaterapi
yang telah dipilih di atas kulit. Sebelum menggunakan minyak tersebut perlu
diperhatikan adanya kontra indikasi maupun adanya riwayat alergi yang dimiliki.
Minyak lavender terkenal sebagai minyak pijat yang dapat memberikan relaksasi.
Pijat kaki atau merendam kaki dalam panci dalam air yang sudah diberi minyak
peppermint dipercaya memberikan efek meredakan (Departemen of Health, 2007)
Aroma terapi yang digunakan dengan
cara pijat merupakan cara yang sangat digemari untuk menghilangkan rasa lelah
pada tubuh, memperbaiki sirkulasi darah dan merangsang tubuh untuk mengeluarkan
racun serta meningkatkan kesehatan pikiran. Dalam penggunaannya dibutuhkan 2
tetes essensial oil ditambah 1 ml minyak pijat (Hutasoit, 2002)
c. Kompres
Penggunaan aromaterapi melaui
kompres hanya sedikit membutuhkan minyak aromaterapi. Kompres hangat dengan
menggunakan aroma minyak terapi bisa digunakan untuk menurunkan nyeri punggung
dan nyeri perut. Kompres dingin yang mengandung minyak lavender digunakan pada
bagian parineum saat kala kedua persalinan (Department of Health, 2007).
d. Berendam
Cara lain dalam menggunakan aroma
terapi adalah dengan menambahkan tetesan minyak esensial kedalam air hangat
yang digunakan untuk berendam. Dengan cara ini efek minyak esensial akan
membuat perasaan dan membuat pasien rileks, melarutkan pegal- pegal dan nyeri,
juga memberi efek yang merangsang dan mengembalikan energi. Pasien akan
memperoleh manfaat tambahan dari menghirup uap harum minyak esensial
aromaterapi yang menguap dari air panas (Hadibroto & Alam 2006).
DAFTAR PUSTAKA
Adiyati, Sri. 2010. Pengaruh
aromaterapi terhadap insomnia pada lansia Di Pstw Unit Budi Luhur Kasongan
Bantul Yogyakarta. Jurnal
Kebidanan, vol. II (2). Hal 21-28.
Dewi. 2013. Aromaterapi
Lavender Sebagai Media Relaksasi. Diakses
pada 28 Oktober 2015 dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=14456&val=970
Kurnia, Anggraini Dwi., Wardhani, Viera., &
Rusca, Kuswantoro Tri. 2009. Lavender
Aromatherapy Improve Quality of Sleep in Eldery People. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol.
XXV (2). Hal 83-86
Suprijati. 2014. Efektivitas Pemberian Aromaterapi Untuk
Menurunkan Kecemasan Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Persiapan Menghadapi
Persalinan Di Bidan Praktek Mandiri Suprijati Desa Bagi Kecamatan/ Kabupaten
Madiun. Diakses pada 29
Oktober 2015 dari http://akbidharapanmulya.ac.id/atm/konten/editor/samples/ jurnal/file_jurnal/t_10.pdf
Wahyuningsih, Marni. 2014. Efektifitas Aromaterapi Lavender (Lavandula
Angustifolia) dan Massage Effleurage terhadap Tingkat Nyeri
Persalinan Kala I Fase Aktif pada Primigravida di BPS Utami dan Ruang Ponek
RSUD Karanganyar. Diakses pada 2 November 2015 dari http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-marniwahyu-547-1-skripsi-i.pdf
0 komentar:
Posting Komentar