Minggu, 15 November 2015

AROMATERAPI UNTUK MENGURANGI KECEMASAN PADA LANSIA


PENUGASAN KELOMPOK
PAPPER
AROMATERAPI UNTUK MENGURANGI KECEMASAN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebutuhan Harga Diri


Disusun Oleh:
Kelompok 3: A14.2

ENDANG SUSILOWATI
22020114120053
MAFTUKHATUN NI'MAH
22020114120063
KUNITA WURAGIL
22020114120055
ATIK NAILA HAQQI S.
22020114120051
SINTA SAWAKI
22020114120070
CHINDY PERMATA SARI
22020114120023
DWI RATNAWATI
22020114120032





 



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
2015


Aromaterapi Lavender untuk Mengurangi Kecemasan dalam Memperbaiki Kualitas Tidur pada Lansia

A.  Lansia
Pertambahan umur pada individu merupakan suatu proses yang fisiologi yang akan terjadi pada setiap manusia, pada proses penuaan seseorang akan mengalami berbagai masalah tersendiri baik secara fisik, mental, maupun sosioekonomi. Gangguan tidur atau insomnia merupakan salah satu gangguan yang terjadi pada lansia. Gangguan tidur menyerang 50% orang yang berusia 65 tahun atau lebih yang tinggal dirumah dan 66% lansia yang tinggal di fasilitas jangka panjang. (Adiyati, 2010)
Lansia mengalami penurunan efektifitas tidur pada malam hari 70% sampai 80% dibandingkan dengan usia muda. Prosentase penderita insomnia lebih tinggi dialami oleh orang yang lebih tua, dimana 1 dari 4 pada usia 60 tahun atau lebih mengalami sulit tidur yang serius. Lansia beresiko mengalami gangguan tidur yang disebabkan oleh banyak faktor misalnya pensiunan dan perubahan pola sosial, kematian pasangan hidup atau teman dekat, kecemasan, rasa tidak nyaman, peningkatan penggunaan obatobatan, penyakit yang dialami, dan perubahan irama sirkadian. (Adiyati 2010)
Gangguan mood, ansietas, kepercayaan terhadap tidur, dan perasaan negatif merupakan indikator terjadinya insomnia. Aromaterapi merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat digunakan untuk mengatasi insomnia. Aromaterapi memiliki efek menenangkan atau rileks untuk beberapa gangguan misalnya mengurangi kecemasan, ketegangan dan insomnia. Terapi komplementer dan Alternatif mempunyai hubungan dengan nilai praktek keperawatan, hal tersebut dimasukkan dalam kepercayaan holistik manusia yaitu keperawatan secara menyeluruh bio, psiko, sosial, spiritual, dan kultural yang tidak dipandang pada keadaan fisik saja tetapi juga memperhatikan aspek lainnya yang bertujuan untuk penekanan dalam penyembuhan, pengakuan bahwa penyedian hubungan klien sebagai partner, dan berfokus terhadap promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. (Adiyati, 2010)
B.  Konsep Kecemasan
Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam berbagai situasi kehidupan maupun gangguan sakit. (Suprijati, 2014)
Kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, kepribadian, dan rasa takut yang kadang-kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda-beda (Alqinson, 1999). Kecemasan pada lansia bisa menyebabkan terganggunya kualitas tidur.
Kecemasan sangat berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya,  keaadaan emosi ini tidak mwemiliki obyek yang spesifik kecemasan berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap suatu yang berbahaya (stuard dan sundeen, 1998).
Perbedaan rasa takut dan kecemasan, ketakutan adalah merasa gentar atau rasa tidak berani terhadap suatu obyek yang konkret, misalnya : takut akan harimau, polisi (kartini Krtono, 1989).
C.    Konsep Aromaterapi
Terapi aroma (Aromaterapi) adalah teknik perawatan tubuh dengan menggunakan/ memanfaatkan minyak atsiri (essential oil) yang berkhasiat; dapat dengan cara penghirupan, pengompresan, pengolesan di kulit, perendaman dan akan lebih efektif disertai dengan pijatan. Bahan yang digunakan adalah zat aktif yang diambil dari sari tumbuh tumbuhan aromatik (ekstraksi dari bunga, daun, akar, batang/ranting, buah biji dll) yang memberikan efek stimulasi atau relaksasi (Hutasoit, 2002 dalam Wahyuningsih, 2014). Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1205/Menkes/Per/X/2004, tentang Pedoman Persyaratan kesehatan Pelayanan Sehat pakai air (SPA) mengemukakan beberapa persyaratan minyak yang dapat digunakan sebagai aromaterapi antara lain;
a)      Minyak Atsiri
Produk minyak atsiri (essential oil) yang digunakan minimal berkualitas dan atau berlabel “Therapeutical grade” dan “Natural”.
b)      Bentuk produk minyak atsiri (essential oil) yang lebih tinggi kualitasnya harus berlabel “Pure plant essential oil”.
c)      Minyak atsiri yang berkualitas dan atau berlabel “Fragrance oil” dan “Parfume oil” sama sekali tidak boleh digunakan pada perawatan terapi aroma.
d)     Pada kemasan harus ada informasi tentang nama latin Tanaman asal, cara pengolahan dan konsentrasi minyak esensial atau untuk produk import tercantum peraturan CIHP2 tahun 1994 (Chemical Hazard Information and Packaging for Supply) dengan memuat nama dan lokasi supplier, identifikasi produk, komposisi kandungan, untuk perlindungan konsumen dari akibat negatif bahaya penggunaan bahan kimia.
e)      Tidak dibolehkan/dilarang menggunakan minyak atsiri bukan dari hasil sulingan (steamdistilasi) dan hasil Rekonstruksi atau RCO/Reconstructed Oil (minyak ini khusus untuk produk minyak wangi), berhubung minyak atsiri jenis RCO telah ditambah atau dikurangi unsur aslinya di laboratorium guna penyesuaian bagi pengunaan dalam industri makanan dan wewangian
f)       Wadah minyak atsiri harus terbuat dari gelas berwarna gelap, dengan tutup yang rapat dan mempunyai pipet.
g)      Harus disimpan ditempat yang sejuk dan kering (kelembaban kecil), tidak terkena sinar matahari langsung dan aman dari jangkauan anak-anak. Untuk stock/persediaan harus terisi penuh dan tertutup rapat.
h)      Bahan penutup kemasan harus tahan terhadap minyak atsiri. Tidak menggunakan plastik atau logam sebab minyak atsiri dapat melarutkan plastik dan menyebabkan karat dan harus berwarna gelap dan tidak dari gabus (dengan sil).
(Suprijati, 2014)
Jenis aroma terapi dan manfaatnya:
            Aroma terapi memiliki beberapa keuntungan sebagai tindakan suppotive beberapa keuntungan dari penggunaan aroma terapi berdasarkan jenisnya yaitu :
Lavender

Lavender merupakan bunga yang berwarna lembayung muda, memiliki bau yang khas dan lembut sehingga dapat membuat seseorang menjadi rileks ketika menghirup aroma lavender, lavender banyak dibudidayakan diberbagai penjuru dunia. Sari minyak bunga lavender diambil dari bagian pucuk bunganya (Hutasoit 2002 dalam Wahyuningsih, 2014).
Minyak lavender diperoleh dengan cara distilasi bunga. Komponen kimia utama yang dikandungnya adalah lianil asetat, linalool. Minyak lavender digunakan secara luas dalam aroma terapi. Aroma lavender dapat meningkatkan gelombang-gelombang alfa didalam otak dan gelombang inilah yang membantu untuk menciptakan keaadan yang rileks (Maifrisco, 2008 dalam Wahyuningsih 2014).
Lavender mempunyai banyak manfaat yaitu, sebagai pencegah infeksi menunjukan efek sebagai anti sepsis, antibioti, anti jamur. Minyak esensial lavender banyak digunakan untuk mengobati insomnia, kualitas tidur, dan memperbaiki tidur pasien di rumah sakit yang cukup lama, serta mengurangi kebutuhan obat penenang di malam hari. Minyak essensial lavender bisa mengurangi kecemasan. Pemijatan dengan menggunakan lavender menunjukkan mengurangi tingkat kecemasan pada pasien intensif, dan menurunkan kecemasan pada pasien yang akan cuci darah (hemodialisa). Karena manfaat tersebutlah aromaterapi dengan lavender ini baik digunakan untuk mengurangi kecemasan lansia dalam memperbaiki kualitas tidur.
Lavender yang digunakan melalui inhalasi dapat bermanfat untuk mengurangi kecemasan pada pasien yang mengalami dialisis, meningkatkan kenyamanan tidur, meningkatkan kecermatan dalam berhitung, dan menurunkan agitasi pasien dengan dimensia. Lavender dapat memberikan ketenangan, keseimbangan, rasa nyaman, rasa keterbukaan dan keyakinan. Di samping itu lavender juga dapat mengurangi rasa tertekan, stres, rasa sakit, emosi yang tidak seimbang, historia, rasa frustasi, dan kepanikan. Lavender dapat bermanfaat untuk mengurangi rasa nyeri, dan dapat memberikan relaksasi (Hutasoit, 2002 dalam Wahyuningsih, 2014)
Indra penciuman memiliki peran yang sangat penting dalam kemampuan kita untuk bertahan hidup dan meningkatkan kualitas hidup kita. Dalam sehari kita bisa mencium lebih kurang 23.040 kali. Bau-bauan dapat memberikan peringatan pada kita akan adanya bahaya dan juga dapat memberikan efek menenangkan (relaksasi). Tubuh dikatakan dalam keadaan relaksasi adalah apabila otot-otot di tubuh kita dalam keadaan tidak tegang. Keadaan relaksasi dapat dicapai dengan menurunkan tingkat stres, baik stres fisik maupun psikis, serta siklus tidur yang cukup dan teratur. Minyak lavender dengan kandungan linalool-nya adalah salah satu minyak aromaterapi yang banyak digunakan saat ini, baik secara inhalasi (dihirup) ataupun dengan teknik pemijatan pada kulit. Aromaterapi yang digunakan melalui cara inhalasi atau dihirup akan masuk ke sistem limbic dimana nantinya aroma akan diproses sehingga kita dapat mencium baunya. Pada saat kita menghirup suatu aroma, komponen kimianya akan masuk ke bulbus olfactory, kemudian ke limbic sistem pada otak. Limbic adalah struktur bagian dalam dari otak yang berbentuk seperti cincin yang terletak di bawah cortex cerebral. Tersusun ke dalam 53 daerah dan 35 saluran atau tractus yang berhubungan dengannya, termasuk amygdala dan hipocampus. Sistem limbic sebagai pusat nyeri, senang, marah, takut, depresi, dan berbagai emosi lainnya. Sistem limbic menerima semua informasi dari sistem pendengaran, sistem penglihatan, dan sistem penciuman. Sistem ini juga dapat mengontrol dan mengatur suhu tubuh, rasa lapar, dan haus. Amygdala sebagai bagian dari sistem limbic bertanggung jawab atas respon emosi kita terhadap aroma. Hipocampus bertanggung jawab atas memori dan pengenalan terhadap bau juga tempat dimana bahan kimia pada aromaterapi merangsang gudang-gudang penyimpanan memori otak kita terhadap pengenalan baubauan. (Dewi, 2013)
Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal memiliki efek menenangkan. Menurut penelitian yang dilakukan terhadap tikus, minyak lavender memiliki efek sedasi yang cukup baik dan dapat menurunkan aktivitas motorik mencapai 78%11, sehingga sering digunakan untuk manajemen stres. Beberapa tetes minyak lavender dapat membantu menanggulangi insomnia, memperbaiki mood seseorang, dan memberikan efek relaksasi. (Dewi, 2013)
Penelitian lain yang dilakukan terhadap manusia mengenai efek aromaterapi lavender untuk relaksasi, kecemasan, mood, dan kewaspadaan pada aktivitas EEG (Electro Enchepalo Gram) menunjukkan terjadinya penurunan kecemasan, perbaikan mood, dan terjadi peningkatan kekuatan gelombang alpha dan beta pada EEG yang menunjukkan peningkatan relaksasi. Didapatkan pula hasil yaitu terjadi peningkatan secara signifikan dari kekuatan gelombang alpha di daerah frontal, yang menunjukkan terjadinya peningkatan rasa kantuk. (Dewi, 2013)
Berbagai penelitian sudah membuktikan manfaat ganda dari minyak aroma. Penelitian medis pada tahun belakangan telah mengungkapkan kenyataan bahwa bau yang terhirup memiliki dampak signifikan terhadap perasaan. Baubauan berpengaruh secara langsung terhadap otak. Penelitian sebelumnya juga menyatakan bahwa ada perubahan tingkat kecemasan setelah diberi aromaterapi. Menghirup lavender meningkatkan frekuensi gelombang alfa dan keadaan ini diasosiasikan dengan bersantai (relaksasi). Selain itu lavender juga berguna untuk menenangkan rasa nyaman, keterbukaan, keyakinan, cinta kasih, mengurangi sakit kepala, stres, frustasi, mengobati kepanikan, mereda histeria, serta mengobati insomnia.
Lavender juga membantu penyembuhan depresi, gelisah, susah tidur dan sakit kepala. Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji efek penggunaan aromaterapi Lavender pada Lansia yang mengalami gangguan tidur. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dasar dalam mengembangkan manajemen gangguan tidur yang bersifat jangka panjang.
D.    Cara penggunaan aromaterapi
Aroma terapi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu melalui :
a.       Inhalasi
Aromaterapi yang digunakan melalui inhalasi caranya ialah minyak aromaterapi ditempatkan diatas peralatan listrik, dimana peralatan listrik ini sebagai alat penguap. Peralatan listrik harus dicek oleh petugas sebelum digunakan demi keamanan pasien. Kemudian dilakukan penambahan 2 -5 tetes minyak aroma terapi dalam vaporiser dengan 20 ml air untuk dapat menghasilkan uap air. Minyak yang umum digunakan adalah peppermint untuk mual lavender untuk relaksasi rose baik digunakan dalam suasana sedih, floral citrus  dapat memberikan kesegaran (department of health). Dalam menggunakan aroma terapi secara inhalasi dapat dicampur dengan air, dengan komposisi 4 tetes aromaterapi untuk 20 ml air, sehingga dapat menghasilkan aroma yang segar (Kohatsu 2008 dalam Wahyuningsih, 2014).
Pemakaian aroma terapi dapat menggunakan anglo pemanas agaer mendapatkan uap dari aroma terapi sehingga tercium aroma yang wangi dan dapat menimbulkan efek relaksasi serta dapat menyegarkan pikiran. Caranya adalah menyalakan lilin yang berada dibawah mangkuk. Isi mangkuk dengan air, diamkan hingga panas, setelah itu tuangkan 8 tetes dari 3 pilihan kombinasi isensial oil kedam mangkuk yang berisi air hangat itu tadi. Aroma terapi dapat dihirup secara langsung, caranya dengan mencampur 3-5 tetes kedalam mangkuk  steinlistell atau kaca yang berisikan air panas. Tutup wajah da kepala dengan handuk, lalu uapnya hirup dalam-dalam. Lakukan kurang lebih 10 menit, lindungi area mata. Cara ini dapat membuat tubuh seimbang dan pikiran terasa lega karenalepas dari tekanan emosi (hutasoid 2002).
Penggunaaan melalui penyemprotan atau sprey dari minya yang telah dipilih sebanyak 100 ml denganmenggunakan botol yang memiliki alat penyemprot kemudian smprotkan pada tubuh sebagai penyagar ( MacKinnun 2004 ).
b.      Pijat
Teknik pijat adalah yang paling umum. Melalui pemijatan, daya penyembuhan yang dikandung minyak essensial bisa menembus melalui kulit dan dibawa ke dalam tubuh, mempengaruhi jaringan internal dan organ organ tubuh. Karenan minyak essensial sangat berbahaya bila diaplikasikan langsung ke kulit dalam bentuk minyak yang murni. Minyak essensial baru bisa digunakan setelah dilarutkan dengan minyak dasar seperti, minyak zaitun, minyak kedelai, dan minyak tertentu lainnya (Departemen of Health, 2007).
Aroma terapi apabila dilakukan melalui pijat dapat dilakukan dengan langsung mengoleskan minyak aromaterapi yang telah dipilih di atas kulit. Sebelum menggunakan minyak tersebut perlu diperhatikan adanya kontra indikasi maupun adanya riwayat alergi yang dimiliki. Minyak lavender terkenal sebagai minyak pijat yang dapat memberikan relaksasi. Pijat kaki atau merendam kaki dalam panci dalam air yang sudah diberi minyak peppermint dipercaya memberikan efek meredakan (Departemen of Health, 2007)
Aroma terapi yang digunakan dengan cara pijat merupakan cara yang sangat digemari untuk menghilangkan rasa lelah pada tubuh, memperbaiki sirkulasi darah dan merangsang tubuh untuk mengeluarkan racun serta meningkatkan kesehatan pikiran. Dalam penggunaannya dibutuhkan 2 tetes essensial oil ditambah 1 ml minyak pijat (Hutasoit, 2002)
c.       Kompres
Penggunaan aromaterapi melaui kompres hanya sedikit membutuhkan minyak aromaterapi. Kompres hangat dengan menggunakan aroma minyak terapi bisa digunakan untuk menurunkan nyeri punggung dan nyeri perut. Kompres dingin yang mengandung minyak lavender digunakan pada bagian parineum saat kala kedua persalinan (Department of Health, 2007).
d.      Berendam
Cara lain dalam menggunakan aroma terapi adalah dengan menambahkan tetesan minyak esensial kedalam air hangat yang digunakan untuk berendam. Dengan cara ini efek minyak esensial akan membuat perasaan dan membuat pasien rileks, melarutkan pegal- pegal dan nyeri, juga memberi efek yang merangsang dan mengembalikan energi. Pasien akan memperoleh manfaat tambahan dari menghirup uap harum minyak esensial aromaterapi yang menguap dari air panas (Hadibroto & Alam 2006).


DAFTAR PUSTAKA
Adiyati, Sri. 2010. Pengaruh aromaterapi terhadap insomnia pada lansia Di Pstw Unit Budi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta. Jurnal Kebidanan, vol. II (2). Hal 21-28.
Dewi. 2013. Aromaterapi Lavender Sebagai Media Relaksasi. Diakses pada 28 Oktober 2015 dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=14456&val=970
Kurnia, Anggraini Dwi., Wardhani, Viera., & Rusca, Kuswantoro Tri. 2009. Lavender Aromatherapy Improve Quality of Sleep in Eldery People.  Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. XXV (2). Hal 83-86
Suprijati. 2014. Efektivitas Pemberian Aromaterapi Untuk Menurunkan Kecemasan Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Persiapan Menghadapi Persalinan Di Bidan Praktek Mandiri Suprijati Desa Bagi Kecamatan/ Kabupaten Madiun. Diakses pada 29 Oktober 2015 dari http://akbidharapanmulya.ac.id/atm/konten/editor/samples/ jurnal/file_jurnal/t_10.pdf

Wahyuningsih, Marni. 2014. Efektifitas Aromaterapi Lavender (Lavandula Angustifolia) dan Massage Effleurage terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada Primigravida di BPS Utami dan Ruang Ponek RSUD Karanganyar. Diakses pada 2 November 2015 dari http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-marniwahyu-547-1-skripsi-i.pdf



0 komentar: