Aku merindukanmu meski aku bukan siapa-siapa dan kita tak terjalin dalam ikatan apa-apa. Pasti kau mengira tulisan ini tidak penting untukmu, serupa kau memilihku sebagai bagian yang tak penting dalam hidupmu sehingga pantas untuk tidak kau ingat.
Aku merindukan matamu agar tetap menatapku, meski hanya dalam tulisan dan meski aku mengerti akan dirimu yang tak mungkin membacanya. Jangankan untuk membaca mungkin sekadar untuk membuka dan melirik coretan demi coretannya pun engkau tak sempat apalagi memahami isinya dan menyadari bahwa tulisan itu adalah kamu.
Haha aku memang bodoh, mengungkapkan segalanya hanya pada tulisan. Kupikir, suatu saat tulisan akan berterus terang padamu, mengajakmu kencan dan berjalan-jalan dengan keindahan kata-katanya yang sebenarnya tak indah untukmu. Kupikir, tulisan akan bergosip bersamamu, mendongengkan kemalanganku tanpa kehadiranmu. Kupikir, tulisan juga akan memintakan maafmu untuk ribuan kaca pecah yang pernah kugoreskan pada helai hidupmu. Tapi ternyata aku terlalu banyak berpikir dan memikirkan tanpa berani mengungkapkannya pada matamu yang entah bersembunyi kemana. Aku merindukanmu untuk kesekiankalinya. Kangen yang tak berkesudah membabat mataku untuk abadi menatap bayanganmu.
Untuk seseorang yang entah menjadi beku
3 Kata yang terangkai menjadi nama
Sepasang mata yang teduh menghunus dada
9 Tahun mengenalmu ternyata takbisa membuat kita akrab:
Maaf jika itu salahku.
Aku, merindukanmu.
KandangMimpi | Senin, 7 Juli 2014 | 13.55 WIB
0 komentar:
Posting Komentar