Senin, 16 September 2013

Aku, Sekolah, Cita-Cita dan Masa Depan


Aku, Sekolah, Cita-Cita dan Masa Depan

Oleh Maftukhatun Ni’mah/ Majalah Oasis SMA N 2 Kendal
Cita-Cita?
Penting nggak sih?
What are you thinking about this ambission?
Study!
Trying!
Future? (Kepo!)
      Bukan cuma igauan lho. Tapi itulah yang harus kita gapai. Sebuah impian yang kita jadikan cambuk dalam menyemangati hidup. Adalah tujuan dan rencana yang menjadikan langkah kita terarah, mau ke mana dan untuk apa. Sebenarnya kalau boleh jujur sih, saat aku nulis ini aku sendiri masih bingung dengan cita-citaku. Apalagi kalau inget bayangin pas suruh ngisi angket yang ada kolom cita-citanya, wuih nggak tau deh harus ngayalnya berapa lama dulu. Hingga jalan terakhir adalah ngarang, yang berujung ganti-ganti terus. Hari ini mau jadi guru. Besok jadi dokter. Besoknya lagi, penulis, ilmuwan. Dan besoknya lagi ah entahlah…. Kalau dulu sih waktu masih SD bahkan sejak TK kalau ditanya guru “cita-cita kamu nanti mau jadi apa?” jawabanya gampang, pasti yang menjadi jawabanku cuma satu: guru. Udah titik. Nggak pake mikir-mikir lama, nggak pake ragu-ragu. Pokoknya guru. Sampai-sampai banyak teman maupun tetangga yang memanggilku dengan sebutan “Bu Guru”, sebenarnya sih sempat malu, belum jadi guru kok udah dipanggil bu guru, tapi aku cuek aja, aku anggap semua itu sebagai doa mereka untukku. Yah, kurang lebih mirip tokoh Memey dalam kartun Upin & Ipin di episode cita-cita itu-lah. Tapi nggak pakai kemayu lho. Hehehe 

Photo Edited by Ni'mah

       Namun sekarang, semua sudah berubah. Pemikiran yang sekarang tak lagi serupa dengan dahulu. Tak lagi sepolos dan seunyu sewaktu TK maupun SD. Sekarang terlalu pusing dengan berbagai pilihan. Bukannya nggak konsisten sih, hanya saja terkadang merasa ragu, takut dan bingung. Terlalu disibukkan dengan berbagai pertimbangan dan ketakutan-ketakutan yang mungkin justru membuat kita lupa dengan impian kita. Bahkan, bisa dibilang yang kuucapkan waktu itu bukan cita-cita, namun sekadar khayalan yang bisa hilang kapan saja. Hingga aku berpikir tentang hidup yang seperti itu. Terbelenggu. Bingung nentuin jalan pasti yang bakal kita tempuh untuk menghabiskan umur agar hidup kita itu mulia. Seperti yang kualami sekarang ini, belum ada kepastian tentang cita-cita dan masa depan. Masih galau dan terlalu khawatir dengan resiko. (Meskipun rentetan ‘mimpi’ku sudah aku ukirkan dalam kotak skenarioku yang dengan izin Tuhan semoga menjadi nyata. Amin. :) ☺
       Jadi, nggak salah kalau guru-guru sering nggembor-nggemborin kita soal pemilihan jurusan study. Bahkan sampai repot-repot ngadain acara sosialisasi dan konsultasi antar psikolog dengan kita dan bahkan dengan orang tua kita masalah pemilihan jurusan dan profesi yang bisa diincar anaknya kelak. Karena itu akan berpengaruh pada masa depan dan pencapaian citacita kita kelak. Tujuannya apa? Tentu saja agar kita (siswa/ anak) memiliki perencanaan dan menempuh jalan yang sinkron sesuai minat dan bakat kita demi meraih cita-cita untuk hidup di masa depan. Bayangkan saja jika kita salah jalan, bukannya sampai tujuan tapi malah keblinger nggak tau ke mana. Begitu juga jika hidup tanpa tujuan. Tanpa cita-cita. Tanpa rencana. Pasti bingung, nggak cuma kita yang bingung, orang-orang di sekeliling kita pun bakalan bingung gara-gara cuma klontang-klantung gaje. Sekolah nggak niat, hidup pun nggak akan serius karena nggak ada semangat dan gairah untuk meraih sesuatu. Hidup tanpa cita-cita atau tujuan itu seperti mati, dan cita-cita tanpa usaha juga cuma bakal jadi mimpi..
       Nah, buat kalian yang sekolahnya cuma karena “terpaksa” dengan alasan “biar nggak dimarahin orang tua” dan yang belajarnya cuma buat “spesialis ujian” habis itu “barlen” alias nak wes lebar kelalen, mulai sekarang tekunlah! Belajar yang giat karena pendidikan itu penting. Bersemangat. Kenali bakat dan potensimu. Gali. Kembangkan. Tentukan cita-cita. Tentukan tujuanmu. Dan yang terpenting kita harus tau di mana passion kita. Mungkin saat ini masih bingung mau kemana dan jadi apa. Mumpung masih muda dan belum jenggotan, dari pada bingungnya itu nggak manfaat mending digunakan semaksimal mungkin untuk menuntut ilmu, menuntut ilmu bukan sekadar tau tapi juga memahami sembari mengenali passion diri kita agar bisa merancang skenario hidup yang akan kita lakukan di masa mendatang. Kemudian jadikan cita-citamu itu sebagai tujuan, motivasi dan obsesi yang membuatmu punya kewajiban untuk mewujudkannya. Benar-benar menjadi nyata, bukan sekadar keinginan yang hanya akan menguap begitu saja.
       Memang sih, hidup itu bukan sekadar soal tujuan akhirnya, melainkan juga soal proses perjalanan menuju tujuan akhir tersebut. Yang di depan mata ya dijalani dulu, jangan justru menghindar. Karena permulaan itu sedikit banyak pasti akan mempengaruhi hasil akhirnya. Tapi juga jangan terlalu lama dengan perjalanan. Yang ada cuma nyia-nyiain waktu doang buat jalaaaaaaaan terus n nggak nyampe-nyampe pada suatu tujuan. Tentang hasil di masa depansih biarlah semuanya kita serahkan kepada Tuhan, terpenting kita sudah berusaha dan berdoa semampu yang kita bisa. Manusia sebagai perencana dan akhirnya Tuhan juga yang menentukan.
       Yang masih bingung dengan cita-citamu, yuk tentukan dari sekarang. Dan berusahalah untuk menggapainya meskipun semua orang bilang itu tidak mungkin. Jangan pernah tinggalkan pendidikan. Lakukan semua kebaikan karena Tuhan, oleh dan untuk diri sendiri serta orang lain maka, Man jadda wa jadda. :)
       ” Jangan sekali-kali kamu memperkecil cita-citamu,karena sesungguhnya aku tidak melihat seseorang yang terbelenggu kecuali karena ia tidak memiliki cita-cita.” (Umar bin Khattab)


2 komentar:

Unknown mengatakan...

Aku gak ikut poto... :(

Unknown mengatakan...

Aku gak ikut poto u,u